Kamis, 22 Desember 2011

JR Saragih Membangun Simalungun

Oleh : Ramlo R Hutabarat

Sudah lebih satu tahun JR Saragih menjadi Bupati Simalungun. Sudah lebih satu tahun pula banyak pihak yang kecewa atau tidak puas pada kepemimpinannya. Kalau ditimbang-timbang, itu wajar dan pantas sekali. Persolannya, semua anak negeri Simalungun berharap banyak pada siapa pun pemimpinnya. Pemimpin diharapkan dapat membawa suatu masyarakat yang dipimpinnya agar dapat hidup lebih sejehtera. Dan mensejahterakan masyarakat apalagi secara merata, bukanlah hal yang gampang. Tidak segampang membalikkan telapak tangan. Yang pasti memang, sebagai bupati JR Saragih bukan alat pemuas anak negeri. Dia bupati. Bupati Simalungun.
Kalau dicermati secara kilas balik, menjadi Bupati Simalungun bagi JR Saragih bukanlah sesuatu yang instan atau mendadak. Jauh-jauh hari sebenarnya, dia sudah mempersiapakan dirinya untuk memangku jabatan itu. Misalnya, pada sebelum periode ini, dia sudah berupaya untuk menjadi calon Bupati Simalungun. Tapi apa daya, upayanya kandas dan baru jebol pada periode 2010 – 2015. Artinya, sebagai Bupati Simalungun yang sekarang, JR Saragih justru dipercaya sudah punya persiapan bahkan konsep yang jelas, tegas dan pasti . Dan persiapan, konsepnya itu tentu akan dijalankan serta diterapkannya mulai 2010 hingga 2015 nanti
Tapi bagaimana JR Saragih bisa menjalankan sekaligus menerapkan konsep dan segala macam persiapan yang sudah dibuatnya untuk membangun Simalungun ini. Dalam fakta yang ada, masih dalam tahun pertama kepemimpinannya sudah banyak pihak yang ribut teriak-teriak. Masing-masing meneriakkan kekecewaan serta kekesalannya. Ada yang mengatakan kurang ini, ada yang meneriakkan kurang itu. Sarana dan prasarana infrastruktur yang tidak memadailah bahkan porak poranda dan segala macam. Alhasil, semua bergaung bagaikan koor tak beraturan yang tak enak didengar telinga. Seolah, sebagai bupati JR Saragih tidak berbuat apa-apa.
Posisi RAPBD
Suara-suara sumbang yang bagaikan koor raksasa tak beraturan itu, sesungguhnya tidak saja tak enak didengar telinga. Tapi juga, bisa mengganggu suasana karena tanpa harmoni dan melodi yang indah. Syairnya pun tak beraturan, hingga malahirkan situasi yang riuh rendah di antara nada-nada minor. Pihak-pihak lain terutama para pemilik modal pun akhirnya anggan untuk datang. Melirik saja pun ke Simalungun, tak ondak lagi. Dimana-mana, investor menginginkan suasana yang sejuk dan nyaman untuk berusaha. Iklim berusaha yang sehat terutama adalah daearah yang sejuk kondusif. Juga anak negeri yang siap menerima perubahan.
Betapa tidak. Membangun Simalungun omong kosong bisa dilakukan jika dengan hanya mengandalkan uangnya sendiri. Tak bisa itu, bahkan tak mungkin. Coba cermati, Tahun Anggaran 2012 nanti Pendapatan Kabupaten Simalungun diproyeksikan hanya Rp 1.454.725.610.077 saja. Padahal, untuk Belanja diproyeksikan sampai Rp 1.463.912.104.534. Sehingga, dari angka-angka ini diperoleh defisit Rp 9.186.494.457.
Ironisnya, Belanja Kabupaten Simalungun 2012 yang diproyeksikan sebesar Rp 1.463.912.104.534 itu harus disisihkan sebesar Rp 907.008.524.219 untuk Belanja Tidak Langsung (61, 96 %) Sementara, untuk Belanja Langsung hanya bisa diakomodir sebesar Rp 556.903.580.315 (38, 04 %) saja. Oh ya, agaknya perlu juga dijelaskan Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung deengan pelaksanaan program kegiatan. Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan secara laangsung denegan pelaksanaan program dan keegiatan.
Posisi RAPBD (Rancangan Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah) Kabupaten Simalungun 2012 ini, sebenarnya pun bisa dicatat sebagai suatu upaya dan kerja keras JR Saragih sebagai Bupati Simalungun. Juga, tentunya merupakan cerminan itikad baik JR Saragih untuk membangun Simalungun yang sekarang dipimpinnya. Tahun lalu, 2011 Anggaran Pendapatan Kabupaten Simalungun hanya bertengger pada angka Rp 1.155.753.207.846, 73 saja (tahun 2012 menegalami kenaikan sebesar Rp 298.972.402.230,27 atau 25, 87 %) Pendapatan Asli Daerah saja yang tahun 2011 hanya sebesar 72.723.183.480, 42, Tahun Anggaran 2012 bisa digenjot dengan proyeksi sebesar Rp 113.094.878.000 (menegalami kenaikan sebesar Rp 40.371.694.519, 58 atau naik 55, 51 %)
Sampai disini, nampak jelas dan pasti upaya yang diiringi itikad baik oleh JR Saragih ketika memimpin Simalungun ini. Apalagi bila mengingat pada Tahun Anggaran 2011 lalu, Anggaran Pendapatan Kabupaten Simalungun digunakan lebih 72 persen untuk Belanja Tidak Langsung. Mengapa Belanja Tidak Langsung bisa ditekan hingga hanya 61, 96 persen, tentunya oleh adanya pemangkasan disana-sini demi efisiensi dan efektifitas sekaligus keberpihakan kepada anak negeri. Dengan posisi seperti ini, secara matematis disimpulkan niat luhur JR Saragih untuk membangun Simalungun namapak jelas dan tegas.
Undang Investor
Tapi meski begitu. Kabupaten Simalungun secara di atas kertas tidak akan bisa juga dibangun sesuai dengan harapan anak negerinya. Karena itu, wajar dan pantas sekali jika masih akan terdapat suara-suara sumbang yang bernada ketidakpuasan. Matematisnya, dana yang tersedia sungguh dirasakan masih sangat kurang apalagi mengingat jumlah penduduknya yang 817.720 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk 0, 63 persen. Sementara kecamatan yang dimiliki sampai 30 lebih dan Laju Inflasi yang 15, 74 persen.
JR Saragih sendiri mengakui pelaksanaan pembangunan yang dilakukan pihaknya diprioritaskan untuk kepentingan masyarakat banyak/ kepentingan publik. Hal itu sejalan dan selaras katanya dengan cita-cita masyarakat yanag adil, makmur dan sejahtera. Tapi disi lain kata JR Saragih, dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah untuk kepentingan aparatur seperti gaji dan pendukung lainnya, dibutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit.
Pihaknya sendiri, melihat tingkat efisiensi dari alokasi belanja dan efektifitas kegiatan dalam meencapai tujuan dan sasaran perlu diperjelas. Analisis teentang tingkat efisiensi terhadap pelaksanaan kegiatan belum dapat dilakukan dengan baik. Hal ini, kata JR Saragih, disebabkan belum adanya kajian yang mendalam tentang standar analisis belanja untuk setiap kegiatan yang diaksanakan, khususnya untuk pekerjaan fisik.. Semenetara, masalah klasik yang selalu dihadapi oleh Pemerintah Daerah, adalah anggaran untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan sangat besar, sedangkan dana yang tersedia sangat terbatas.
Berdasarkan fakta-fakta inilah agaknya, cara lain untuk membangun Simalungun yang efektif dan efisien adalah dengan mendatangkan investor ke daerah ini. Mereka, para pemilik modal, harus dirayu agar mau menanamkan sahamnya di Simalungun entah dalam sektor dan bidang apa saja.Simalungun tak akan bisa bergerak seperti harapan semua pihak apabila hanya mengandalkan pendapatannya semata. Itu cuma mimpi, bagai mimpi di siang bolong doang.
Tapi juga seperti yang sudah dikedapankan di atas, pengusaha mana saja membutuhkan iklim yang sejuk jika ingin menanamkan modalnya di suatu daerah. Kalau masih dalam kurun satu tahun JR Saragih yang diibaratkan tengah memancing di suatu telaga tapi dilempari banyak orang, bagaimana bisa dia mendapatkan ikan dari hasil pancingannya. Padahal, ikan yang akan dipancing JR Saragih justru dimaksudkannya untuk seluruh anak negeri Simalungun juga.
Makanya, empat tahun ke depan marilah sama-sama berupaya membangun Simalungun. Membangun Simalungun, agaknya hanya bisa dilakukan dengan dan bersama-sama investor dan seluruh anak negeri. Tidak malah dengan cara ribut-ribut, berkoar-koar tak jelas juntrungannya. Suasana aman kondusif, mutlak dibutuhkan ketika. Membangun negeri.
Selamat Pagi !
____________________________________________________________________
Siantar Estate, 22 Desember 2011
Ramlo R Hutabarat
HP : 0813 6170 6993
Email : ramlo.hutabarat@yahoo.com
____________________________________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar